Oleh : Suradi-Baitul Hikmah BSD
Adalah KAPUSDIKLAT BNPB (Dr. Kheriawan) di tengah penanggulangan banjir yang melanda JABODETABEK dan sekitarnya menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan webinar nasional ini sebagai aktualisasi tindakan sosial kemanusiaan khususnya yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Menjadi kesadaran bersama bahwa tingkat bencana di Indonesia termasuk tinggi dan berdampak besar kepada masyarakat pada umumnya dan para pemangku kepentingan. Ada beberapa faktor yang menjadi perhatian kita bersama antara lain kurang siapnya masyarakat dan ketidaktahuan dalam melakukan mitigasi bencana. Kesadaran dan pemahaman mitigasi bencana sangatlah penting terutama untu mengurangi dampak terjadinya bencana. Karena sesungguhnya bencana itu pasti terjadi sejak jaman para nabi. Sehingga banyak pembelajaran atau kisah terjadinya bencana dan mitigasi bencana di jaman nabi seperti nabi Nuh dengan bencana air bah.
Pengantar
Indonesia termasuk negara yang memiliki risiko bencana tertinggi di dunia dengan kondisi geografis dan letak kepulauan Indonesia diantara lempeng besar Indoaustralia, lempeng pacific dan Indoaustralia. Indonesia berada di posisi Ring of Fire atau titik api yang memiliki ratusan gunung berapi yang memiliki potensi besar menjadi ancaman bencana yang sewaktu-waktu akan terjadi.
Bencana yang terjadi disebabkan oleh faktor alam maupun ulah manusia sehingga setiap penduduk Indonesia butuh pemahaman kerawanan bencana terutama di wilayahnya masing-masing yang telah teridentifikasi bencana yang berpotensi terjadi.
Allah sebagai sang Pemilik alam semesta dan yang Maha Kuasa atas segala kejadian apapun di dunia ini memberikan petunjuknya keselamatan dan perlindungan kepada umat manusia yang diajarkan dalam Al Quran, Sunnah Rasul dan kisah bencana zaman Nabi atau Rasul (Nuh AS, Luth AS, Hud AS, Saleh AS, Yusuf AS). Ilmu pengetahuan, tekhnologi dan pengalaman dari peristiwa peristiwa sebelumnya menjadi pembelajaran (ibrah) untuk bencana yang akan datang.
Indonesia sebagai laboratium bencana. Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana di Indonesia terdapat 13 jenis bencana yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu bencana alam (6 bencana : gempa bumi, tsunami, gunung Meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor), bencana non alam (4 bencana : gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit) dan bencana sosial (2 jenis : konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, teror).
Pengertian Mitigasi Bencana
Mitigasi :
Mitigasi adalah tindakan untuk mengurangi dampak bencana, risiko, atau bahaya. Mitigasi dapat dilakukan melalui berbagai upaya, seperti pencegahan, penyadaran, perencanaan, dan pembangunan fisik. Dapat dilakukan sebelum, selama dan setelah bencana terjadi.
Bencana :
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak sosial lainnya. (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).
Bencana (disaster) menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguanm ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
Mitigasi bencana :
Mitigasi bencana adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik sebelum maupun sesudah bencana terjadi. Tujuan mitigasi bencana adalah untuk mengurangi dampak bencana, seperti korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam. Mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam manajemen dampak bencana.
Mitigasi bencana pra, saat dan pasca bencana
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
(Surah Al Baqarah 2 : 155) : “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,”
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
(Surah Al Baqarah 2 : 156) : “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)”.
(Surah Al-Baqarah (2:11) : “Apabila dikatakan kepada mereka, janganlah membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang hanya memperbaiki.
Penjelasan: Al-Qur'an menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan mencegah kerusakan, yang relevan dalam konteks mitigasi bencana
Mitigasi Pra Bencana
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
(Surah Ar-Rum 30 : 41) : “Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Penjelasan: Menunjukkan bahwa kerusakan alam adalah akibat dari tindakan manusia, dan mitigasi bencana adalah bentuk tanggung jawab untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
(Surah Asy Syura 42 : 30) : “Musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan (Allah) memaafkan banyak (kesalahanmu)”.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ
(Surat Al Hasyr 59 : 18) : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Menjaga keseimbangan lingkungan seperti menanam tanaman. Jika hari kiamat datang dab pada tangan seseorang diantara kamu terdapat sebuah bibit tanaman, jika ia mampu sebelum datang kiamat itu maka hendaklah ia menanamnya (HR. Ahmad dan Buhkari).
Mitigasi Saat Bencana
a. Hadapi bencana dengan tenang, tidak panik secara berlebihan yang justru menimbulkan korban yang lebih banyak karena pada hakekatnya sesulit apapun keadaan pasti ada jalan keluarnya.
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاۤءَ فَطَلِّقُوْهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَاَحْصُوا الْعِدَّةَۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ رَبَّكُمْۚ لَا تُخْرِجُوْهُنَّ مِنْۢ بُيُوْتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍۗ وَتِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يَّتَعَدَّ حُدُوْدَ اللّٰهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهٗ ۗ لَا تَدْرِيْ لَعَلَّ اللّٰهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذٰلِكَ اَمْرًا
(Surah Ath Thalaq 65 : 2-3) : “Wahai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu, hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya (yang wajar), dan hitunglah waktu idah itu, serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah (diizinkan) keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas. Itulah hukum-hukum Allah. Siapa melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh, dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui boleh jadi setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru”.
b. Tolong menolong
Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscata Allah akan menutup aibnya di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya (HR Muslim)
Mitigasi Pasca Bencana
a. Kesadaran atas ujian Allah
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
(Surah Al Ankabut 29 : 2) : “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? “
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ
(Surah Al Ankabut 29 : 3) : “Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta.”
b. Membangun infrastruktur sesuai kebutuhan dan kemampuan
Allah akan memberikan rakhmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya (HR Muslim dan Ahmad)
Studi Kasus
Mitigasi Bencana dengan Perspektif Islam Pengelolaan bencana tsunami di Aceh dengan prinsip gotong royong dan nilai-nilai Islam dalam membantu korban terdampak bencana. Masyarakat di Indonesia bahkan di dunia (negara lain) bersemangat bergotong rotong untuk saling menolong kepada saudara-saudara kita yang terdampak bencana tsunami. Sedangkan dari sisi masyarakat Aceh dengan keteguhan iman menghadapi bencana tsunami tersebut sehingga tidak menimbulkan efek negative psikologis seperti sakit jiwa dan atau bunuh diri. Mereka tabah menghadapi bencana tsunami tersebut dan berusaha untuk melakukan proses pemulihan pasca bencana tsunami.
Prinsip-prinsip dalam Mitigasi Bencana
a. Kemanusiaan : menekankan pada pemberian bantuan tanpa diskriminasi.
b. Kesamaan : menekankan pada non-diskriminasi dan meringankan penderitaan secara proporsional.
c. Kenetralan : menekankan pada tidak terlibat dalam kontroversi dan konfrontasi.
d. Kesukarelaan : menekankan pada pelayanan sukarela tanpa mengharapkan keuntungan tertentu.
e. Ta'awun : menekankan pada solidaritas sosial, setiap orang bertanggung jawab untuk membantu yang lain.
f. Empati dan kepedulian : menekankan pada keinginan untuk menjangkau orang lain meringankan penderitaan.
g. Saling menghormati : menekankan pada pengakuan keberadaan dan hak setiap individu.
Langkah-langkah Mitigasi
Untuk mempercepat dan mempermudah dalam melakukan mitigasi bencana maka langkah-langkah mitigasi tersebut sebagai berikut :
a. Identifikasi potensi bencana alam terutama di lokasi yang terkait
b. Analisis risiko dan dampak potensialnya
c. Pengembangan rencana mitigasi
d. Implementasi rencana mitigasi
e. Pemeliharaan dan pemutakhiran rencana mitigasi secara teratur
f. Pelatihan dan kesadaran masyarakat tentang mitigasi bencana alam mulai dari memahami konsep bencana, meningkatkan pengetahuan mitigasi bencana, menumbuhkan rasa emoatu dan kepedulian serta mengembangkan ketrampilan dalam penanggulangan bencana.
g. Kerjasama antar lembaga dan masyarakat dalam mitigasi bencana alam sehingga dapat menciptakan ekosistem yang bersimbiosis mutualistik sinergik.
Kesimpulan dan Closing Remark
a. Mitigasi bencana dalam perspektif Islam tidak hanya soal teknologi dan pendekatan ilmiah, tetapi juga melibatkan nilai-nilai moral dan sosial yang diajarkan dalam Islam.
b. Dengan memahami dasar hukum Islam dalam mitigasi bencana, umat Islam dapat lebih tangguh, siap dan tanggap menghadapi berbagai bencana.
c. Dari muhasabah ke Muroqobah dengan formula 4 C : Compliance terhadap Kitabullah, Sunnah Rasulullah, Kisah bencana di zaman Nabi atau Rasul dan Regulasi yang berlaku. Commitment : memiliki komitmen tinggi yang berintegritas dan displin dalam berkativitas.Consistent : berusaha konsisten dengan melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan berkolaborasi dengan para pihak terkait. Competence : meningkatkan Skill, Knowledge dan Attitude baik hardskill maupun softskill terutama yang terkait mitigasi bencana.
d. Lebih baik memulai dari mencerca kegelapan. Caranya dengan formula 4 M : Mulai berani, Mulai dari yang kecil, Mulai diri sendiri dan Mulai saat ini.
(Penulis menjadi Narasumber Webinar Nasional ALhamdulillah It’s Friday disingkat ALIF pada Jumat, 7 Maret 2025)
Indah nian bunga melati, warnanya sungguh menawan.
Mari kita amalkan mitigasi bencana ini, salam tangguh dan semangat kebersamaan.