Penulis : Suradi-Baitul Hikmah
Tidak seperti biasanya. Pada Sabtu, 16 Sya’ban 1446H bertepatan dengan 15 Februari 2025 tidak seperti biasanya pada sekitar pk. 08.00 Wib mulai hadir beberapa sosok peserta yang tiba dan menempati kursi yang disediakan di kampus Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Tangerang Selatan yang berlokasi di BSD Sektor 1.5. Mereka terdiri dari para santri, remaja dan orang tua yang antusias dan dengan wajah semangat mengikuti rangkaian kegiatan daurah atau pelatihan Imam dan Khatib.
Acara ini diselenggarakan oleh Dewan Dakwah Tangerang Selatan dan Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Tangerang Selatan. Jumlah peserta sebanyak 31 orang berasal dari berbagai daerah yang secara geografik ada yang berasal dari Pamulang, Ciputat, kabupaten Tangerang, Pondok Cabe, Serpong dan Serpong Utara. Sedangkan secara kelembagaan ada yang mewakili pesatren (rumah tahfidz) , Yayasan yatim, piatu dan atau dhuafa (Istana Yatim), masjid atau musholla dan juga inisiatif secara perorangan.
Pelatihan ini didesain dengan materi keynote speaker dari Kemenag Tangerang Selatan kemudian dilanjutkan 3 pemateri atau narasumber yaitu Psikologi Dakwah (Suradi, SE, MM), Fikih Imam dan Khatib (Eko Sulistiyono, Lc) dan Leadership Imam dan Khatib (Dr. Saiful Rahmad Adam, M.Ag). Setelah penyampaian materi dan diskusi (tanya jawab) maka dilanjutkan dengan praktek menjadi imam dan khatib secara sampling. Di akhir acara ini ada penyerahan sertifikat dari ADI Tangerang Selatan kepada para peserta dan ditutup oleh Anwar Musaddad selaku Wakil Direktur ADI Tangerang Selatan.
Yang terintegrasi dan menjaga konsistensi. Direktur ADI Tangerang Selatan (Dr. Saiful Rahmad Adam, M.Ag) menyampaikan welcome speech dan pengantar dengan mengungkapkan rasa syukur kepada Allah atas terselenggaranya pelatihan imam dan khatib ini dan ucapan terimakasih atas kehadiran para narasumber, tamu undangan dan peserta yang jumlahnya mengalami kenaikan signifikan bila dibandingkan dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Acara ini merupakan kegiatan yang terintegrasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Sekolah Tinggi Dakwah Indonesia (STDI) didirikan oleh Muhammad Natsir tokoh nasional di Republik Indonesia ini. Oleh karenanya menjaga konsistensi menjadi kata kunci untuk melanjutkan gerakan dakwah di seluruh bumi pertiwi. Tidak hanya dibutuhkan da'i yang terjun ke pelosok negeri namun juga masih dibutuhkan da'i di perkotaan seperti pelatihan imam dan khatib yang diharapkan dapat menjawab tantangan dakwah di perkotaan.
Menuju Tangerang Selatan yang Religius. Ustadz Dr. H. M. Edi Suharsongko, S.Ag, M.Pd mewakil Kepala Kantor Kemenag Tangerang Selatan menjadi keynote speaker dan sekaligus membuka acara pelatihan Imam dan Khatib ini. Menyampaikan salam Kepala Kantor Kemenag Tangerang Selatan dan acara ini memberikan hikmah yang baik dan sangat positif mendukung moto kota Tangerang Selatan terutama Religius. Sebagaimana di dalam surat Al Ahzab 36 yang artinya “ Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.”
Lebih lanjut Ustadz Dr. H.M Edi Suharsongko, S.Ag, M.Pd yang juga mengemban amanah sebagai Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Kemenag Tangerang Selatan mengajak untuk berdakwah secara tekstual dan kontekstual. Secara tekstual selain berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul juga dengan memperhatikan dalil-dalil regulasi yang berlaku dan relevan dengan ajaran Islam untuk menjawab tantangan umat. Secara kontekstual mari kita solusikan bersama permasalahan umat kekinian seperti judi online di Tangerang Selatan, mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas penyuluh, dakwah yang peduli lingkungan dan masjid ramah anak & remaja. Selain itu disampaikan introduksi sekilas tentang peraturan Menteri Agama RI tahun 2020 tentang Jabatan Penyuluh Agama untuk memotivasi peserta dalam mengikuti acara pelatihan imam dan khatib ini. Pentingnya peningkatan kompetensi imam dan kesadaran keimanaan maka sejalan dengan moto Tangerang Selatan Cerdas Modern dan Religius (CMoR).
Selamat mengikuti pelatihan imam dan khatib ini dengan metode ceramah, diskusi dan praktek. Kesimpulannya pelatihan imam dan khatib ini sangat penting untuk peningkatan kualitas kompetensi dan kaderisasi umat ibarat pisau yang senantiasa diasah agar tetap tajam ketika digunakan. Pada saat menjadi khatib sampaikanlah dengan suara yang singkat, padat dan suara lantang agar lebih menarik perhatian jamaah (tidak ngantuk) dengan durasi waktu sekitar 20 menit sehingga tidak terlalu lama. Harapan kita program ini dapat membantu menumbuhkembangkan kesadaran dan keimanan masyarakat khusunya masyarakat Tangerang Selatan. Dengan mengucapkan basmallah bersama-sama maka pelatihan imam dan khatib secara resmi dibuka.
Kolaborasi merajut langkah satukan hati. Arief Jamaluddin, M.Si yang sering disapa ARJA mewakili Dewan Syuro Dewan Dakwah Tangerang Selatan mengungkapkan bahwa kegiatan pelatihan imam dan khatib ini diselenggarakan rutin setiap tahunnya. Hal ini penting untuk menjawab realita yang pernah terjadi di suatu masjid ketika sholat jumat tidak ada yang menjadi khatib akhirnya Wali Kotanya yang menjadi khatibnya. Ada juga kenyataan yang masih kita jumpai khatib yang hanya membaca teks saja.
Dengan kehadiran pejabat Kemenag Tangerang Selatan maka selain merajut silaturahim maka dapat dikembangkan menjadi sebuah kolaborasi yang saling memperkuat para pihak misalnya tempat penyelenggaraan dan pemberian sertifikat oleh Kemenag Tangerang Selatan. Lebih lanjut ARJA berpesan ketika menjadi khatib jangan dengan suara yang mendayu-dayu tetapi yang lantang seperti yang telah dijelaskan dan dialami oleh keynote speak dalam acara ini. Harapan kita bersama kepada para peserta selamat bergabung dengan Dewan Dakwah Tangerang Selatan. Program bersama ini bisa dilanjutkan seperti kegiatan MABIT lailatul qadr di Islamic Centre Tangerang Selatan. Selain itu sebagai sebuah penawaran maka perlu ada program sertifikasi tahfidz oleh LPTQ.
Psikologi dakwah bagi penggiat dakwah. Suradi, SE, MM dengan jam terbang, pengalaman profesi dan pengalaman spiritual sebagai narasumber pertama yang juga mengemban amanah sebagai Pengurus Dewan Dakwah Tangerang Selatan, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tangerang Selatan, ICMI ORDA Tangerang Selatan dan Dewan Presidium Forum Masjid Mushola BSD dan sekitarnya (FMMB) banyak menginspirasi dan memotivasi tentang psikologi dakwah kepada para peserta. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 104 yang artinya “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Selain itu apa sih tugas hidup ini? Allah berfirman dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 yang artinya “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku.”
Dalam kesempatan yang berharga ini pemateri mencoba menyampaikan materi secara interaktif dan komunikatif antara lain tentang pengertian psikologi dakwah, tipe kepribadian, dakwah sebagai ilmu, hakekat dakwah, hukum dakwah, tujuan dakwah, objek dakwah, kompetensi, tantangan dan jawaban dakwah.
Jamaah Baitul Hikmah Mendulang Ilmu dan Ibrah Imam dan Khatib. Adalah Bakhtiar Yusuf yang mewakili peserta dari jamaah masjid Baitul Hikmah BSD dan memiliki motivasi tinggi untuk mendulang ilmu dan ibrah tentang imam dan khatib sehingga sejak di awal waktu telah berada di tempat penyelenggaraan daurah imam dan khatib ini. Selain itu juga mendapat kesempatan untuk saling silaturahim sesama peserta dan peluang co creation of win-win partnership yang lebih luas dan berkelanjutan.
Menurut Bakhtiar Yusuf dengan mengikuti daurah imam dan khatib ini merasakan banyak manfaat yang dirasakan antara lain nambah ilmu, berbagi pengalaman dan wawasan baru (outward looking) dari narasumber dan peserta yang lain. Ditanya kesan yang dirasakan dan pesan yang diharapkan bahwa “Kesan saya selama daurah alhamdulillah saya mendapatkan banyak ilmu dan inspirasi untuk terus meningkatkan kualitas diri dan memantaskan diri dalam berdakwah. Pesan saya agar panitia lebih tegas dalam mengatur waktu acara sehingga dapat berjalan sesuai timeline.”
Secara umum antusias peserta semakin menguat diantaranya dibuktikan dengan banyak dan beragamnya pertanyaan yang diajukan peserta yang dijawab dan direspon oleh narasumber yang mumpuni dan punya banyak jam terbang memadai dengan gaya masing-masing. Dari sekian gaya narasumber antara lain dengan menyampaikan pantun bernasehat yang menjadi intangible asset bangsa Indonesia yang diakui oleh dunia.
Ada pesta ada hadiah,
Hadiah dibuka isinya jam tangan.
Amalkan psikologi dakwah,
Secara istiqomah dan berkemajuan.