Ibadah Kurban Refleksi Keshalehan Individual, Sosial dan Profesional

Penulis : Suradi, SE, MM-Baitul Hikmah BSD

Pengantar Ada dua nikmat yang sering manusia lalaikan yaitu nikmat sehat dan nikmat kesempatan. Alhamdulillah kita dipertemukan kembali dalam rangkaian kegiatan ibadah kurban. Hal ini mengingatkan kembali pada diri ini telah menunaikan ibadah kurban untuk yang kesekian kalinya dengan segala ilmu, hikmah dan pengalaman spiritual masing-masing.

Dalam perjalanan dan perjuangan panjang setiap diri beraneka ragam pengalaman ibadah kurban sebagai refleksi keshalehan individual, sosial dan profesional. Menarik bagi kita memulai dengan pemahaman pengertian keshalehan tersebut, apa yang menjadi indikatornya, studi empiris dan refleksinya setelah menjalani learning process dengan siklus PDCA nya sehingga membuahkan hasil yang lebih baik dan lebih baik lagi secara berkelanjutan.

Pengertian Keshalehan Individiual, Sosial dan Profesional. Untuk memberikan pemahaman yang sama bahwa arti keshalehan adalah ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah, kesungguhan menunaikan ajaran agama. Sedangkan keshalehan individual adalah kesalehan individu merupakan kesalehan ritual ibadah semata, baik itu sholat, puasa, zakat dan ritual-ritual pribadi atau privat lainnya dengan istilah lainnya adalah hablum minallah atau hubungan vertikal antara hamba dengan Allah. Adapun keshalehan sosial merupakan tanggungjawab kita bersama bagaimana menciptakan kesalehan atau kebaikan untuk diri sendiri dan lingkungan kita semuanya (hablum minnas atau hubungan horizontal termasuk di dalamnya hablum minal alam). Satu lagi pengertian keshalehan profesional adalah keshalehan seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan peraturan dalam bidang yang dijalaninya.

Indikator Keshalehan. Setelah mengetahui pengertian keshalehan individual, beberapa yang menjadi indikator keshalehan individual ini dalam ajaran Islam antara lain menunaikan ibadah shalat, puasa, zakat dan ibadah haji bagi yang mampu termasuk ibadah kurban. Sedangkan indikator keshalehan sosial antara lain menyisihkan sebagian rezeki yang Allah karuniakan antara lain bersedekah, menyantuni anak yatim, piatu dan dhuafa, membantu fakir miskin, membantu saudara kita yang terdampak musibah, dan berbagi daging hewan kurban kepada yang lebih membutuhkan. Adapun indikator keshalehan profesional antara lain ketaatan menjalankan aturan, objektivitas, loyalitas dalam bekerja atau beroganisasi, akuntabilitas, kejujuran, integritas dan transparansi dalam menata kelola titipan hewan kurban.

Studi Empiris. Berdasarkan data laporan DKM Baitul Hikmah pada Idul Adha 1445H ini tercatat sebanyak 34 ekor sapi dan 77 ekor kambing hewan kurban yang dititipkan di masjid Baitul Hikmah. Usai menjalankan rangkaian sholat Idul Adha 1445H yang diselenggarakan pada Senin, 17 Juni 2024-10 Dzulhijjah 1445H maka panitia terus bergegas mempersiapkan penyembelihan hewan kurban bekerjasama dengan tukang jagal. Peyembelihan hewan kurban dimulai pk 08.30 s.d 17.30 Wib di area masjid Baitul Hikmah BSD. Dari hasil penyembelihan hewan kurban hingga pembungkusan tercatat sebanyak 4.000 bungkus yang didistribusikan sebanyak 3.300 kupon ke wilayah Rawa Mekar Jaya, Leguti, Maruga, Pondok So dan Ablak. Non kupon dibagikan ke Yayasan, pondok pesantren dan antrian daging dhuafa sebanyak 700 bungkus.

Ibadah Kurban dan Refleksinya terhadap Keshalehan.
Refleksi keshalehan individual. Sebagai dasar atau pedoman keshalehan individual adalah hablum minnallah atau hubungan vertikal seorang hamba kepada Allah sebagaimana firman Allah dalam QS Al Hajj ayat 36 yang artinya :
“Unta-unta itu Kami jadikan untukmu sebagai bagian dari syiar agama Allah. Bagimu terdapat kebaikan padanya. Maka, sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya, sedangkan unta itu) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Lalu, apabila telah rebah (mati), makanlah sebagiannya dan berilah makan orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta-minta. Demikianlah Kami telah menundukkannya (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur.” (QS 22 : 36)

dan QS Al Kautsar ayat 1-3 yang artinya :
“Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!. Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)”. (QS 108 : 1-3)

Refleksi keshalehan sosial. Dalam ibadah kurban memiliki dimensi sosial yang kuat sebagai aktualisasi hablum minannas hubungan horizontal sesama makhluk Allah mulai dari keberadaan muqorrib yang menysiihkan sebagian rezeki yang Allah karuniakan untuk menyediakan dan atau menitipkan hewan kurban sampai dengan penerima daging hewan baik secara personal maupun kelembagaan melalui penyaluran daging hewan kurban. Ketika pendistribusian daging hewan kurban itulah sangat dirasakan manfaatnya bagi saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan. Banyak penerima daging hewan kurban yang langka menikmati daging dalam kehidupan kesehariannya maka ketika menerima daging hewan kurban alangkah bahagianya mereka. Pendistribusian daging hewan kurban secara selektif melalui proses survey ke lapangan dan updating data penerima daging hewan kurban.

Refleksi keshalehan profesional. Secara profesional dalam menjalankan amanah ibadah kurban dapat diwujudkan dengan menerapkan 5 tips standard ibadah kurban agar diterima oleh Allah dan sesuai syariat Islam (Fatwa MUI nomor 12 tahun 2009). Pertama, standard hewan kurban yang akan disembelih yang memenuhi syariat Islam. Kedua, standard alat penyembelihannya. Ketiga, standard penyembelih yaitu orang yang akan menyembelih hewan kurban. Keempat, standard proses penyembelihannya. Kelima, standard pengolahan, penyimpanan, pengiriman atau pendistribusian daging hewan kurban.

Untuk mewujudkan niat mulia tersebut perlu didukung perencanaan kehidupan yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time bound goals). Allah berfirman dalam surat Al Hasyr ayat 18 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. (QS 59 : 18).

Sangatlah relevan adanya quote yang menyatakan If you fail to plan, you plan to fail. Jika Anda gagal dalam merencanakan, berarti Anda merencanakan kegagalan.

Di penghujung tulisan ini tesurat dan tersirat dalam spiritual message sebagai pemicu dan pemacu serta menambah adrenalin untuk menggapai ridho Allah dengan semangat dan optimis.
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik “ (QS 3 : 110).

Ibadah kurban sebagi momentum isi ulang (recharge) kekuatan kita sebagai refleksi keshalehan individual, sosial dan profesional secara holistik, sistemik dan integratif.
Bilat tuan ke pasar pagi, jangan lupa belanja buah tomat.
Semoga tulisan sederhana ini, membawa berkah dan manfaat.