Penulis : Suradi-Baitul Hikmah BSD Nusaloka
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan (QS 29:57). Kullu nafsin dzaiqotul maut. Kalimat kullu nafsin dzaiqotul maut sebenarnya merupakan firman Allah yang ditujukan sebagai pengingat bagi umat manusia bahwa setiap makhluk yang bernyawa kelak akan mengalami kematian. Oleh karena itu, dengan mengetahui bacaan serta makna yang terkandung dalam ayat kullu nafsin dzaiqotul maut tersebut, umat manusia khususnya umat muslim dapat senantiasa berbuat baik agar saat ajal datang menjemput nyawanya, maka mereka kelak akan diwafatkan dalam keadaan yang baik pula (husnul khatimah).
Dari sekian banyak pelajaran, cukuplah kematian sebagai pelajaran bagimu. Pesan ini tersurat dalam kitab Nashaihul ‘Ibad-Syekh Nawawi Al Bantani sebagai nasihat pilihan bagi para hamba sehingga menginspirasi penulis atas wafatnya seorang senior dan sesepuh seperjuangan (pak Damanhuri bin Partoatmojo) pada Selasa, 23 Januari 2024 sekitar pk 10.51 Wib di RSPAD Gatot Subroto dengan alamat duka di Jl. Jawa Blok J1 No 9 BSD Nusaloka yang selama ini berjuang bersama di masjid Baitul Hikmah dan Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka (YKMN), turut memakmurkannya bahkan pernah mengemban amanah mulia sebagai Ketua DKM Baitul Hikmah. Perjuangan dan perjalanan menjadi Ketua DKM Baitul Hikmah ini kemudian dilanjutkan oleh para Ketua DKM Baitul Hikmah periode berikutnya hingga saat ini.
Sebelumnya telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya pendiri Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka (YKMN) yaitu rahimahullah pak Drs. Dento Nian Gani yang lahir di Teluk Betung pada tanggal 6 Juli 1955 yang semasa hayatnya tinggal di alamat Jl. Sumatera Blok H-1 Nomor 3 RT 002 RW 005, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Serpong wafat pada 6 April 2020 dan rahimahullah pak Ferryanto Rasjad lahir di Surabaya pada tanggal 20 Februari 1963 tinggal di Perumahan Bukit Mas Blok H-5 B RT 001, RW 015 Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan Kodya Jakarta Selatan.
Sosok pak Damanhuri bin Partoatmojo. Secara umum banyak para sahabat terdekat yang pernah bekerjasama dan atau berkolaborasi serta merasakan indah dan berkahnya merajut silaturahim dengan rahimahullah mengungkapkan isi hatinya untuk berbagi sehingga menjadi ibrah dan penyemangat bagi kita yang ditinggalkan untuk niteni dan niroke atas kebaikan rahimahullah menjadi teladan dan panutan kita sebagai generasi penerus para pemakmur masjid Baitul Hikmah dan penggiat YKMN.
Setiap kita yang pernah bersilaturahim dengan pak Damanhuri yang sering disapa pak Daman antara lain melalui media duduk bareng di teras masjid Baitul Hikmah di kala coffee morning, di kajian ba’da Subuh di masjid Baitul Hikmah khususnya Sabtu dan Ahad, di acara proses penyembelihan hewan qurban di area masjid Baitul Hikmah dan aktivitas ibadah, sosial kemasyarakatan dan kemaslahatan umat di masjid Baitul Hikmah serta di Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka (YKMN) maka memiliki kesan yang berharga, bermakna dan mendalam.
Berikut ini catatan kecil yang dirangkum dari beberapa sahabat seperjuangan dan minimal personal representative para pemakmur masjid Baitul Hikmah dan atau Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka.
“Bpk Damanhuri sosok sesepuh Nusa Loka, selain Ketua RW, Ketua Pembangunan Masjid Baitul Hikmah dan kegiatan2 sosial keagamaan, serta tutur katanya, tingkah lakunya menjadi contoh yg muda2. Beliau bijaksana dan sabar. Semoga kita bisa mengikuti dan meneruskan perjuangan nya” (Ustadz M. Taslim)
“Masjid Baitul Hikmah yang berkembang hingga hari ini dan kita semua menjadi jamaahnya dengan berbagai kegiatan pendidikan, sosial dan peribadatannya tentunya tak lepas dari peran dan jasa rahimahullah pak Damanhuri lebih dari 24 tahun silam. Harapan warga muslim Nusaloka untuk memiliki masjid menjadi kenyataan. Pihak BSD menyediakan lahan fasos/fasum yang akan diserahterimakan kepada badan hukum yang akan mengelolanya. Sejak itu dibentuk Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka (YKMN) sebagai penerima lahan tersebut. Pada saat itu beliau menjabat Ketua RW 5 yang kemudian menjadi salah satu pendiri yayasan bersama beberapa ketua RW lainnya di lingkungan Nusa Loka BSD di antaranya Ketua RW 7 pak Firman dan Ketua RW 4 pak Sudarmono.
Sebelum masjid didirikan, kegiatan pengajian dilakukan dari rumah ke rumah, dengan berbagai kelompok pengajian di masing -masing RW. Salah satu yang menyatukan berbagai kelompok pengajian tersebut adalah kegiatan peribadatan, pengajian dan TPA di ruko mushola yang dikelola ustad Taslim. Beberapa kali pertemuan akhir-akhir ini, pak Damanhuri selalu menyinggung saat di mana saya bersama ustadz Taslim bersilaturahim ke rumah pak Damanhuri dalam rangka pembentukan yayasan.
Sebagai bentuk pejuangan pak Damanhuri adalah sebagai Ketua DKM Baitul Hikmah dan sekaligus menjadi imam. Saat ini pendiri Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka yang telah meninggalkan kita sebanyak 3 orang yaitu pak Dento Nian Gani, pak Ferryanto Rasyad dan pak Damanhuri Partoatmojo. Kita doakan semoga perjuangan mereka menjadi amal jariyah yang diterima Allah, dan semoga diampuni dosa-dosanya dan dimuliakan di sisi Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan tetap diberikan ketabahan dan kesabaran. Aamiin.” (Eddie R. Darajat)
“Saya kenal almarhum Bapak Damanhuri pertama kali sebagai sesama Ketua RW di lingkungan Nusaloka. Saya Ketua RW 04 dan Almarhum sebagai Ketua RW 05 Kelurahan Rawamekar Jaya. Silaturahim diantara kami semakin akrab saat kami bersama-sama dengan Ketua RW 06 dan beberapa Tokoh Muslim di Nusaloka membentuk Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka sebagai wadah penerima hibah tanah dari PT. BSD yang menjadi cikal bakal lokasi Masjid Baitul Hikmah. Almarhum adalah orang sangat santun, tidak pernah marah, pendamai dan tenang dalam menghadapi masalah”. (Sudarmono Djoko Nugroho)
“Beliau sebagai sosok yang santun tegas dan komitmen. Beliau sebagai ketua pembangunan masjid dan bertanggung jawab apa yang dibebankan sampai masjid berdiri. Pendekatan ke penduduk sekitar masjid juga sangat bagus”. (M. Muslim)
“Salah satu Pejuang Masjid Baitul Hikmah. Dewan Pendiri YKMN (Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka), bersama-sama dengan Para Ketua RW di Nusaloka. Ketua Pembangunan Masjid Baitul Hikmah. Yang menghimpun dan mengajak Masyarakat Nusaloka untuk bersama-sama membangun masjid. Ketua DKM Baitul Hikmah Pertama dan menjadi imam masjid. Sampai akhir hanyat beliau aktif berjamaah di masjid. Lemah lembut, murah senyum dan tutur kata yang sangat baik. Dapat menjadi teladan yang baik”. (Sayuti)
“Rahimahulloh pak Damanhuri. Beliau adalah orang yang berjasa dalam menyatukan warga Nusa Loka khususnya warga RW-05, prosesnya dimulai pada tahun 1998 pada saat terjadinya heboh huru-hara krisis moneter. Saya masih ingat, suatu hari pak Damanhuri bertamu ke rumah, banyak hal yang kami obrolkan intinya pak Damanhuri mengajak saya dan pak Dento (Rahimahulloh) bantu-bantu kepengurusan RW-05, dimana pada waktu tahun tersebut beliau ditunjuk oleh pak Lurah Mekar Jaya pada masa itu (Rahimahulloh Abdurahim) menjadi pejabat pelaksana ketua RW-05 yang mencakup 6 RT.
Sebagai ketua RW-05, pak Damanhuri dan istrinya bu Yanti sangat bersemangat dan antusias sekali mengajak warga RW-05 melakukan kegiatan kondusif yang bisa menyatukan warga dan warga saling sapa dan mengenal serta merasa menjadi bagian yang peduli satu sama lainnya. Bentuk kegiatannya adalah membentuk arisan keluarga RW-05, merayakan hari kemerdekaan 17-an Agustusan setiap tahun, dan pengajian Majlis Taklim RW-05 dan ikut serta kegiatan program kelurahan yang diikuti oleh seluruh warga.
Dalam perjalanan waktu, beliau dan ketua RW beserta pengurus lainnya di Nusa Loka dan pemuka masyarakat muslim (pak Taslim Cs) mengusahakan tanah waqaf BSD untuk mendirikan masjid dan berusaha keras mencari dana mandiri dengan mengajak dan melibatkan semua lapisan warga muslim Nusa Loka untuk aktif mengumpulkan dana sedikit demi sedikit sampai dengan peletakan batu pertama dan pembangunan berdirinya masjid Baitul Hikmah dan beliau bersama pengurus lainnya adalah sebagai pelopor terbentuknya Yayasan Keluarga Muslim Nusa Loka. Semua pengurus pembangunan masjid pada waktu itu sepakat menunjuk beliau menjadi ketua DKM Baitul Hikmah yang pertama.
Banyak kenangan indah suka dan duka bekerja dengan pak Damanhuri ikut tim Pengurus RW-05 dan Pembangunan Masjid Baitul Hikmah. Selamat jalan pak Damanhuri, semoga Allah terima segala amal jariah kebaikannya. Aamiin, aamiin Yaa Rabb”. (Detin Audriyanti)
“Pak Damanhuri adalah sosok bapak yang baik sebagai teladan. Ada kenangan tersendiri ketika sepulang dari Bojonegoro (sekitar Desember 2023) jumpa di masjid Baitul Hikmah pk 03.00 Wib namun pintu masjid belum dibuka dan sempat ngobrol-ngobrol. Setelah pintu terbuka kemudian sholat tahajud dan sholat subuh berjamaah di masjid Baitul Hikmah. Semoga Allah memberikan tempat di sisi Nya yang terbaik.” (Waluyo)
“Perkenalan saya dengan pak Damanhuri diawali ketika istri saya mutasi kerja ke Institut Teknologi Indonesia (ITI) di awal tahun 2010. Di ITI, istri saya bertemu dengan ibu Hariyanti yang merupakan istri bapak Damanhuri yang berprofesi sama sebagai dosen. Menurut istri saya, Ibu Damanhuri banyak membantunya beradaptasi di lingkungan kerjanya yang baru. Mungkin karena sama-sama berasal dari Jawa Timur, Bu Damanhuri berasal dari Surabaya, sedangkan istri dari Malang, maka hubungan pertemanan istri dan bu Daman cepat menjadi akrab. Kebetulan kedua ibu-ibu tersebut mendapatkan penugasan struktural di kampus pada rentang waktu yang sama, sehingga sering kali melakukan perjalanan dinas keluar kota bersama. Saya mengenal pak Damanhuri, karena beberapa kali berjumpa dengan alm di rumahnya atau waktu kondangan bersama, makan siang bersama dan setelah mengobrol lebih banyak lagi, ternyata beliau adalah aktifis, salah satu pelopor pendirian Masjid Baitul Hikmah BSD. Beliau orangnya sangat religius, santun, dan rendah hati. Kami mendoakan semua yg terbaik untuk beliau dan keluarganya. Aamiin Ya Rabb”. (Sudijono)
Penulis juga merasakan aura yang menyejukkan hati ketika bersilaturahim dengan Rahimahullah pak Damanhuri. “Begitu aktifnya menjalankan sholat berjamaah di masjid Baitul Hikmah. Terutama ketika waktu sholat Subuh tiba, pak Daman hadir di awal waktu dengan berjalan kaki dari rumahnya menembus gelap dan cuaca yang relatif dingin. Ketika pulang sehabis sholat subuh berjamaah di masjid Baitul Hikmah sering menawarkan untuk pulang bersama berboncengan sepeda motor hingga sampai tiba di depan rumah. Ada kalanya rahimahullah ingin menikmati perjalanan pulang dari masjid dengan tetap berjalan kaki. Pada saat silaturahim untuk mendiskusikan tantangan dan peluang YKMN dan atau masjid Baitul Hikmah senantiasa memberikan dorongan, semangat dan dukungan untuk menjalankan hasil kesepakatan rapat tersebut.”
Ketika komunikasi lewat media sosial, rahimahullah berusaha merespon meski ada keterbatasan dalam mengoperasikan HP. Dari sekian banyak respon melalui media sosial ada sebuah pesan moral dan rasa optimisme rahimahullah yang ditulis pada 27 Desember 2020 yaitu “……intinya saya bangga dengan kondisi pengurus BAITUL HIKMAH sekarang yang sudah hampir memenuhi harapan para pendiri dahulu dengan mewujudkan rumah yang membawa hikmah untuk jamaah dan warga sekitar. Terbukti sudah punya Baitul Yatim dan lain-lain. Harapan ke depan bisa membangun ekonomi umah dengan memutus mata rantai riba.”
Menjadi perintis yang membidani lahirnya atau cikal bakal berdirinya masjid Baitul Hikmah di era tahun 2000 an. Menjadi pejuang yang luar biasa yang peduli terhadap pendirian masjid Baitul Hikmah dan memakmurkannya. Sedikit menemukan sosok orang seperti rahimahullah yang berjuang di jalan kebaikan karena Allah. Kita yang masih dikaruniai nikmat usia ini adalah sebagai generasi penerus untuk membuat sejarah tanpa melupakan para pelaku sejarah masjid Baitul Hikmah dan Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka.
Saksi kebaikan. In syaa Allah yang hadir bertakziah, memandikan dan mengkafani di rumah duka, yang mengikuti prosesi sholat jenazah di masjid Baitul Hikmah, yang mengikuti prosesi pemakaman di TPU Sari Mulya Puspiptek dan mengikuti doa bersama menjadi saksi atas kebaikan rahimahullah. Atas perjuangan dan perjalanan panjang berkontribusi menata kelola masjid Baitul Hikmah dan Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka menjadi amal jariyah rahimahullah pak Damanhuri Partoatmojo, pak Dento Nian Gani dan pak Ferryanto Rasjad yang pahalanya terus mengalir di dunia dan di akherat. Aamiin.
Indah nian kain kebaya, dipake orang pergi belanja.
Demikianlah catatan kecil ini yang sederhana, semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita.
`