Penulis : Suradi-Pengurus YKMN
Ada apa dengan 17 Januari. Sudah sepatutnyalah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah masih dipertemukan kembali pada hari ini Rabu tepatnya 17 Januari 2024 dengan 2 nikmat utama yaitu nikmat iman dan nikmat Islam serta dua nikmat yang sering dilalaikan yaitu nikmat sehat dan nikmat kesempatan. Angka 17 sangat dikenal setiap tahunnya oleh kebanyakan orang terutama pada 17 Agustus yang menjadi Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia. Berbeda dengan 17 Januari, hanya sebagian orang memiliki catatan hidup dan memori pada 17 Januari tersebut. Ada yang bertepatan dengan milad kelahirannya atau anggota keluarga yang dicintainya, Ada yang mengenangnya peristiwa penting di perusahaannya atau di komunitasnya. Bagi BAZNAS ternyata 17 Januari adalah HUT Badan Amil Zakat Nasional disingkat BAZNAS. Namun ada juga yang mengganggap 17 Januari itu biasa-biasa saja dengan aktivitas harian yang digelutinya.
Yang berbeda dan bermakna bagi kita sebagai pemakmur masjid Baitul Hikmah, bagi pengurus dan pengambil keputusan Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka (YKMN), bagi aktivis Forum Masjid dan Musholla BSD dan sekitarnya (FMMB) dan para donatur dan relawan Baitul Yatim memiliki kesan dan pesan tersendiri tanggal 17 Januari tersebut. Pada 17 Januari 2015 Sabtu pagi bertepatan dengan acara bersejarah, monumental dan mulia untuk kemaslahatan umat karena pada saat itu dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Baitul Yatim.
Masjid sebagai pusat edukasi. Masjid adalah tempat umat Islam berkumpul shalat lima waktu sehari semalam. Jamaahlah yang memakmurkan dan dimakmurkan oleh masjid. Anak-anak yang bermukim di sekitar masjid bisa menjadi salah satu segmen kelompok pemakmur masjid. Oleh karena itu perlu memberikan fasilitas dan layanan kepada anak-anak. Kondisi ini terjadi hingga tahun 2014 sehingga terjadi gap antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi riil di lapangan saat itu. Hal ini menjadi tantangan untuk dijadikan peluang bisa mewujudkannya.
Proses di atas memperlihatkan dengan jelas tentang pentingnya meluruskan niat untuk mewujudkan adanya sarana dan prasarana yang dapat menampung anak yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan sikap perilaku yang Islami, unik dan beda dibandingkan dengan yang lainnya serta proses panjang kaderisasi generasi umat Islam.
Pendekatan secara geografis. Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perumahan BSD City yang menjadi icon Kota Tangerang Selatan, terus membangun berbagai fasilitas yang membuat komplek perumahan ini semakin menjadi pilihan masyarakat dalam mencari hunian yang nyaman. Selain itu, jalan tol Cikunir-BSD pun semakin mempermudah akses ke BSD City. Selain BSD City, di kecamatan seluas 2.400 hektar itu terdapat pula beberapa komplek perumahan, seperti Vila Serpong, Vila Melati Mas, Serpong Paradise, Serpong park dan lain-lain. Juga terdapat beberapa pusat perbelanjaan seperti ITC BSD, Plaza BSD, Teras Kota, AEON dan lain-lain. Perkembangan sarana fisik, juga diimbangi dengan pembangunan sarana sosial dan ibadah. Di BSD City dan sekitarnya, kini terdapat banyak masjid dan musholla, disamping rumah-rumah ibadah lainnya dan beberapa rumah atau yayasan yatim, piatu dan dhuafa.
Agar keberadaan masjid dan mushola di Kecamatan Serpong yang berpenduduk lebih dari 130.000 jiwa semakin terarah dan terkoordinasi, pada tahun 2007 telah dibentuk Forum Masjid dan Musholla BSD dan sekitarnya (FMMB). Kini terdapat 75 lebih masjid dan musholla yang bernaung di bawah wadah FMMB. Tujuan pembentukan FMMB adalah mempererat persatuan dan kesatuan (ukhuwah) seluruh umat Islam di Kecamatan Serpong, yang pada gilirannya kelak untuk mempersatukan seluruh umat Islam Tangerang Selatan, tingkat nasional bahkan tingkat global melalui media online.
Salah satu upaya untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah tersebut dan kehadirannya dapat memberikan manfaat serta kemaslahatan umat, adalah dengan membangun gedung Baitul Yatim yang dapat menampung serta memfasilitasi anak-anak khususnya santriwan penghafal Al Quran dan pemakmur masjid lainnya.
Bermula dari tanah waqaf. Menyadari bahwa proses pembangunan Baitul Yatim ini membutuhkan biaya yang besar, waktu dan sumber daya, dukungan apapun yang diberikan dengan niat yang ikhlas dan mencari ridho Allah sangat berarti dalam menyiapkan kader umat Islam di Baitul Yatim yang mandiri, berkarakter dan professional. Alhamdulillah, saat ini gedung tersebut dihuni oleh 87 anak santri dan 18 orang ustadz sebagai pengasuh para santri yang dikelola oleh Markaz Hadits dengan kegiatan utama untuk menghasilkan para hafidz Quran. Para santri ini seluruhnya ikhwan dan setingkat SLTP dengan masa belajar dan mengajar 3 (tiga) tahun. Selain itu di gedung Baitul Yatim ini juga digunakan untuk sekolah tahfidz Quran tingkat RA dan Kuttab Bait Qur’any.
Hujjah dan norma yang berlaku. Surat At-Taubah 9 :1-3 “Sesungguhnya hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan. Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. Surat Al-Ma’un 107 :1-3 “Tahukan kamu (orang) yang mendustkan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”. Selain itu menyediakan asrama yatim dan fasilitas penunjangnya dalam rangka memakmurkan masjid (QS. 9:18) dan memuliakan anak yatim (QS. 107:1-3). Juga untuk menunjang dan mewujudkan motto “BSD Kota Santri. Baitul Hikmah Lebih Berarti” dan Tangerang Selatan CMoR (Cerdas-Modern-Religius). Lebih mensinergikan FMMB (Forum Masjid Musholla BSD & sekitarnya) dengan Masjid Baitul Hikmah, Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka BSD dan institusi yang lain.
Negosiasi menjadi solusi. Lahan kosong yang ditumbuhi ilalang dan rerumputan awalnya ada di lokasi seberang masjid Baitul Hikmah. Dengan berjalannya waktu maka tanah tersebut dibuat bermain sepakbola oleh anak-anak kampung Pondok So. Ketika ada rencana pembangunan dan cek ke lokasi ternyata ada sebidang tanah di pinggir jalan sekitar 4x6 m2 yang masih dimiliki oleh pihak PT. BSD sehingga perlu dilakukan negosiasi dan pendekatan. Sebagai alternatif solusi DKM Baitul Hikmah mengajukan permohonan tanah tersebut untuk diberikan dan dimanfaatkan masjid Baitul Hikmah. Namun pihak PT. BSD tidak setuju karena lokasinya komersial berdekatan dengan rumah di sebelahnya. Negosiasipun terus berlanjut antara pihak pewaqaf tanah dengan PT. BSD. Alhamdulillah akhirnya mendapatkan lahan kosong dengan cara tukar guling yang lokasinya menjadi satu area dengan masjid Baitul Hikmah. Luas tanah 1.100 m2 (Tanah wakaf dari Bpk. Agung Handaya, Bpk. Tursilo Prihandoko, Bpk. Herman Alfa Edison dan Ibu Ratna Okta).
Semangat bersinergi dan berkolaborasi. Untuk mewujudkan pekerjaan yang mulia dan strategis tersebut, FMMB bekerjasama dengan Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka (YKMN) Sektor XIV-5 Nusa Loka berkomitmen dan menjaga keistiqomahan ini untuk saling berkolaborasi dan sinergi dengan pihak lain baik secara organisasional maupun personal. YKMN secara operasional dijalankan oleh DKM Baitul Hikmah.
Gagasan ini secara historis sejak 2015 mendapat dukungan dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat, terus mengalir mulai dari Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI , Ibu Hj. Airin Rachmi Diany, SH,MH selaku Walikota Tangerang Selatan, Ustadz Aa Gym, Prof. Dr. KH Din Syamsudin selaku Ketua MUI Pusat, Ustadz KH . Arifin Ilham dan lain-lain sehingga dapat menambah spirit dan adrenalin untuk mewujudkannya.
Perjalanan Pembangunan. Proses penyelesaian pembangunan Baitul Yatim melalui tahapan sebagai berikut : Akuisisi lahan dari PT. Bumi Serpong Damai, Proses persiapan lahan / prakonstruksi bangunan, Proses pekerjaan finishing bangunan, Proses bangunan penunjang, Proses bangunan interior. Proses pembangunan gedung Baitul Yatim ini diawali dengan kegiatan peletakan batu pertama oleh Wakil Wali Kota Pemkot Tangerang Selatan Bapak Benyamin Davni dan Ustadz KH. M. Arifin Ilham pada Sabtu, 17 Januari 2015.
Kerja kolaboratif dengan formula 5-27-33-40. Sebuah deretan angka yang memberikan makna atas kontribusi untuk pembangunan Gedung Baitul Yatim. Mereka adalah 5 orang contact person yang siap melayani para donatur, para jamaah dan atau pihak yang berkepentingan selama prosesi pembangunan Gedung Baitul Yatim. Ada lagi sebanyak 27 orang yang menjadi panitia pelaksana yang saling bahu membahu dan bekerja sama untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan “Dari Ilalang ke Bangunan Menjulang”. Ditambah lagi dengan Dewan Pembina sebanyak 33 orang yang nama tertulis di sebagian prasasti dan media lainnya yang mendukung, yang memberikan sipirit dan motivasi dan memberikan akses membangun sebuah ekosistem di tingkat entitas mengaktualisasikan AIDA (Awareness : kesadaran bersama turut mendukung pembangunan Gedung Baitul Yatim, Interest : menumbuhkan rasa ketertarikan berkontribusi pembangunan Gedung Baitul Yatim, Desire : keinginan mewujudkan kesadaran dan ketertarikan tersebut dan Action : mewujudkan niat mulia dengan beramaliyah apapun bentuknya dalam prosesi pembangunan Gedung Baitul Yatim ini. Kemudian angka 40 adalah 40 orang menjadi relawan yang berjuang di garda terdepan terutama dalam melakukan penggalangan dana pembangunan Gedung Baitul Yatim dengan semangat dan jiwa optimis melakukan pendekatan ke para donatur baik secara personal maupun komunal atau kelembagaan. Setelah angka 40 ini tentu saja berlanjut angka yang lebih besar lagi adalah mereka yang menjadi donatur pembangunan Gedung Baitul Yatim.
Pengembangan manfaat Gedung Baitul Yatim. Systems maket it possible, people make it happen. Perjalanan dan perjuangan panjang DKM Baitul Hikmah menjadi center of education dimulai dengan kegiatan TPA masjid Baitul Hikmah. Kemudian dikembangkan berkolaborasi dengan Bait Qurany dengan kegiatan RA Bait Qurany dan Kuttab Bait Qurany (setingkat SD). Sedangkan untuk tingkat SLTP bekerjasama dengan Yayasan Bilal Bin Rabah dengan kegiatan pesantren Markaz Hadits yang mengkaderkan para penghafal Quran (hafidz). Secara umum dapat diskemakan dalam untaian narasi yang merefleksikan From education to character. Dalam perjalanannya Yayasan Keluarga Muslim bekerja sama dengan organisasi lain antara lain Yayasan Markaz Hadist Bilal bin Rabah (Pesantren Tahfiz Qur’an), Yayasan Bait Qur’any (PAUD & KUTTAB/SD), Forum Masjid & Musholla BSD dan sekitarnya (FMMB).
Memulai dari RA (TK) dan Kuttab (SD) gandeng Bait Qur’any dan SMO gandeng Markaz Hadits. Sesuai dengan nama Baitul Hikmah sebagai Rumah Kebijaksanaan maka sejak beroperasinya masjid Baitul Hikmah pada tahun 2000 dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendidikan khusus untuk anak-anak yaitu TPQ Baitul Hikmah. Anak-anakpun dengan diantar oleh orang tuanya mulai berdatangan dan berkumpul di masjid Baitul Hikmah sehingga memberikan warna dan kemakmuran.
Dengan semakin berkembangnya kegiatan di masjid Baitul Hikmah dan berdirinya bangunan Baitul Yatim maka peran dan kontribusinya semakin berkembang juga dengan menggandeng Yayasan Bait Qur’any untuk tingkat RA dan Kuttab serta Yayasan Bilal bin Rabah (SMP) yang secara operasional pesantren tahfidz Quran Markaz Hadits.
Sebagai sebuah proses dan perjuangan panjang sejak peletakan batu pertama bangunan pada Sabtu, 17 Januari 2015 maka yang semula berupa lahan kosong yang ditumbuhi ilalang dan rerumputan maka mulai berubah bentuk menjadi bangunan secara bertahap dan berkelanjutan. Akhirnya pada 14 Januari 2017 sebuah bangunan yang masih dalam proses pembangunan mulai dimanfaatkan oleh para santri penghafal Al Quran Markaz Hadits.
Icon masjid ramah santriwan penghafal Al Quran. Saat ini masjid Baitul Hikmah menjadi icon masjid yang ramah santriwan penghafal Al Quran dan memiliki pesantren dalam satu area yang unik dan beda dengan masjid lain pada umumnya yaitu pesantren para santri penghafal Al Quran khusus Ikhwan setingkat tsanawiyah atau SLTP yang secara operasional dikelola oleh pesantren Markaz Hadits. Dalam prosesnya pesantren Markaz Hadits mewarnai dan memakmurkan masjid Baitul Hikmah sehingga menciptakan aura Islami di lingkungan masjid Baitul Hikmah. Sesuai dengan testimoni antara lain bahwa Baitul yatim adalah salah satu buah dari S3 . Silaturahmi , sharing dan sinergi diantara masjid masjid yang ber afiliasi di FMMB . Sinergi yang bisa menghasilkan hafiz Qur'an 30 juz dalam kurun waktu 3 tahun. Subhanallah, inspirasi dan program aksi yang realistis untuk menebarkan manfaat bagi kemaslahatan umat.
Lebih dekat dengan Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka (YKMN). Bagi sebagian orang telah mengenal kiprah dan karya nyata keberadaan dan eksistensi Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka (YKMN) ini. Bagi sebagian yang lain mengenalnya ketika melakukan transaksi keuangan melalui transfer melalui beberapa media berbasis pada teknologi informasi maupun konvensional dengan membayar ZIS secara tunai.
Histori singkatnya pada tahun 2000, beberapa tokoh masyarakat di lingkungan Nusaloka Bumi Serpong Damai mengajukan permintaan lahan untuk masjid ke pengembang (PT. Bumi Serpong Damai). PT. Bumi Serpong Damai menyetujui dan menyerahkan lahan seluas 2000 m di Jalan Batam Sektor XIV-5 Nusaloka BSD Kel. Rawa Mekar Jaya Kec. Serpong Kab. Tangerang. PT. Bumi Serpong Damai mensyaratkan bahwa yang menerima lahan tersebut tidak boleh perorangan, selanjutnya beberapa tokoh masyarakat tersebut membentuk sebuah yayasan yang bernama “YAYASAN KELUARGA MUSLIM NUSALOKA” dan selanjutnya menerima tanah hibah tersebut diatas dari pengembang.
Tokoh masyarakat pendiri YKMN. Tokoh masyarakat yang mempelopori berdirinya Yayasan Keluarga Muslim Nusaloka adalah Bpk Ustadz. H. Muhammad Taslim, Bpk. Damanhuri Parto Atmojo, Bpk. H. Sudarmono Djoko Nugroho, Bpk. Dento Nian Gani (Alm), Bpk. Ferryanto Rasjad (Alm), Bpk Firman, Bpk. H. Rasyid Darajat.
Pengurus YKMN baru semangat baru. Berdasarkan Akte Notaris Dr. Udin Narsudin, SH, MHum SK Menteri Kehakiman dan HAM RI tanggal 19 Maret 2022 Nomor : C-442 HT.03.01-TH 2022 dan Kepala Badan Pertanahan Nasionak tanggal 4 Desember 2023 Nomor 14-X.A-2023. Susunan Pengurus YKMN periode 2023-2028 : Dewan Pembina sebagai Ketua Pembina : M. Taslim dengan anggota Sudarmono Djoko Nugroho. Ketua Umum Rasyid Darajat, sebagai Ketua I H. Suradi, SE, MM, Ketua II Yunal, Sekretaris I Sayuti, Sekretaris II Tri Gunanto, Bendahara I Endra Fitriyaldi, Bendahara II Raldi Musaran. Pengawas, sebagai Ketua Probo Subiyandono dengan anggota Nur Hakim dan M. Muslim.
Siapa menanam bakal mengetam. Sebagai catatan kecil ketikan jemari tangan, kilas balik ini untuk mengenang dan membangkitkan kembali perjalanan dan perjuangan panjang sebuah komitmen, dedikasi dan kebersamaan yang berkelanjutan. Ada secercah cahaya harapan, semoga kehadiran catatan kecil kilas balik 9 tahun peletakan batu pertama pembangunan gedung Baitul Yatim ini merupakan sebuah siklus PDCA, menjadi milestone, saksi sejarah, great heroes para pelakunya dan success story bagi kita serta kesiapan generasi penerus berikutnya.
Ada pesta ada hadiah, hadiah dibuka isinya buah.
Semoga ikhtiar kita bernilai ibadah, manfaatnya dirasa menjadi amal jariyah
Buka album meniti hari, tersimpan memori kenangan lama.
Mari kita saling berkolaborasi, lakukan aksi semangat bekerjasama.