Suasana subuh hatipun teduh. Pagi subuh kala itu tidak seperti biasanya di area pesantren Markaz Hadits dan masjid Baitul Hikmah yang berlokasi di komplek Nusaloka BSD sektor XIV.5. Lampu masjidpun masih terlihat menyala diiringi dengan aura para santri Makaz Hadits yang beraktivitas menghafal Al Quran sehingga semakin menghidupkan suasana religi yang semakin kental. Cuacanyapun mendukung dengan semilir angin sejuk dan segar mengiringi derap langkah dan ayunan tangan para pejuang subuh yang menikmati indahnya sholat berjamaah di masjid Baitul Hikmah.
Lama tak jumpa akhirnya bersapa. Adalah sosok yang beberapa tahun lalu menjadi ketua DKM salah satu masjid di BSD (Namanya pak Dr. H. Adi Kadar yang saat ini mengelola masjid Salsabila di Cimahi) dan didampingi oleh seorang penggiat yang peduli para santri dan petugas masjid dimanapun berada dan berkarya (pak Manu). Dengan semangat merajut kembali silaturahim setelah tidak berjumpa beberapa tahun silam maka Allah ijinkan saling jumpa, saling menyapa, saling silaturahim, saling sharing dan saling membangun sinergi.
Dari ilalang ke bangunan menjulang. Tatkala melihat fisik masjid Baitul Hikmah langsung merasa bersyukur ke hadirat Allah karena pada sekitar 14 tahun silam baru ada bangunan masjid Baitul Hikmah saja namun saat ini telah berkembang secara fisik dengan tambahan bangunan gedung Baitul Yatim yang dimanfaatkan untuk pendidikan pesantren Markaz Hadits tingkat tsanawiyah khusus Ikhwan dan sekolah Bait Qurani tingkat RA dan Kuttab. Meski bincang-bincang awal diadakan di teras masjid Baitul Hikmah namun tidak mengurangi semangat dan antusias untuk berbagi informasi dan pengalaman menata kelola masjid Baitul Hikmah dan pesantren Markaz Hadits. Di tengah-tengah menghangatnya diskusi sesekali menyeruput hangatnya teh tawar yang disediakan oleh petugas masjid Baitul Hikmah.
Lebih dekat dengan santri. Setelah bincang-bincang di teras masjid Baitul Hikmah untuk memenuhi rasa penasaran dan keingintahuan lebih detil tentang pesantren Markaz Hadits maka kamipun berempat bersama Asatidz Markaz Hadits (Ustadz Sohibun) berkeliling meninjau ruangan santri antara lain ruang tempat tidur, ruang kelas dan kantor Markaz Hadits. Sempat pula berbincang sejenak dengan seorang santri Markaz Hadits yang ketika ditanya berasal dari mana ternyata santri tersebut berasal dari Aceh nun jauh di mata namun tetap dekat dihati.
Testimoni dan rekognisi. Dari testimoni dan atau pengakuan yang dirasakan pengunjung secara umum mendapatkan banyak ilmu dan hikmah antara lain soliditas, solidaritas dan sinergitas pengelolaan masjid Baitul Hikmah yang menghadirkan manfaat bagi kemaslahatan umat melalui proses dan waktu perjalanan dan perjuangan panjang dengan semakin profesional. Spirit yang dibangun mengaktualisasikan kesabaran dalam melayani umat, apa yang dikerjakan adalah karena Allah atau lillah dan tetap tegar dalam menghadapi tantangan & memanfaatkan peluang ke depan yang semakin berarti. Sedangkan di sisi lain pesantren Markaz Hadits menjadi role model tata kelola pesantren penghafal Quran terutama terkait dengan kurikulum silabi, para asatidz sebagai pengajar dan juga ruangan yang lebih memadai serta terintergasi dengan masjid Baitul Hikmah dalam aktivitasnya sehingga kemakmuran masjidnya lebih berasa.
Ekosistem simbiosis mutualistik sinergik. Akhirnya silaturahim ini didokumentasikan dengan foto bersama dan in syaa Allah berlanjut untuk merajut silaturahim membangun ekosistem simbiosis mutualistik sinergik. Susanapun semakin akrab dan menghangat ketika digaungkan yel-yel khas : BSD Kota santri. Baitul Hikmah Lebih berarti. Baitul Yatim Generasi Qurani. Ada pesta ada hadiah. Hadiah dibuka isinya arloji. Semoga silaturahim ini membawa berkah dan Allah pertemukan kembali. (Kiriman : Suradi, SE, MM-DKM Baitul Hikmah)