Pendampingan dan Perlindungan Usaha Koperasi berbasis Masjid dan Pondok Pesantren


Penulis : Suradi,SE,MM-Masjid Baitul Hikmah

Kerja kolaboratif FGD Koperasi  
Berkumpulnya koperasi berbasis masjid dan pondok pesantren. Sebuah event yang mulia ketika menghadirkan perwakian koperasi berbasis masjid dan pondok pesantren di wilayah Tangerang Selatan. Acara yang digelar pada Kamis, 11 Agustus 2022 memberikan angin segar, inspirasi dan motivasi koperasi berbasis masjid dan pondok pesantren untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman baru dengan menyimak narasumber yang hadir memberikan pencerahan dan pemberdayaan. Beberapa narasumber tersebut adalah Kepala Dinkop UKM Tangerang Selatan, DMI Tangerang Selatan, BAZNAS Tangerang Selatan dan  praktisi koperasi berbasis pondok pesantren Tangerang Selatan.

 

Lima jenis koperasi terbarukan. Dalam kesempatan yang berharga ini KaDinkop dan UKM Tangerang Selatan menyampaikan informasi kekinian bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan hari koperasi dan hari UKM sebagai bentuk sinergitas agar koperasi memiliki badan hukum untuk memenuhi aspek legalnya dan secara fisik ada. Segera diberlakukan 5 jenis koperasi yaitu koperasi jasa, koperasi pemasaran, koperasi  produsen, koperasi konsumen dan koperasi simpan pinjam.

 

Tak asing koperasi bagi santri.  Sebagian orang masih manyangsikan korelasi yang saling memperkuat antara eksistensi koperasi dengan santri suatu pondok pesantren. Realitanya koperasi bagi santri ternyata tidak asing sehingga menjadi peluang baik apalagi kebutuhan santri yang rutin dan berkelanjutan seperti kebutuhan sembako dan bahkan kebutuhan buku dengan menggunakan nama penerbit koperasinya. Di Tangerang Selatan terdapat 72 pondok pesantren sehingga menjadi denyut nadi ekonomi dan peluang ekonomi bagi koperasi pondok pesantren.  Itulah highlight yang mengispirasi dan memotvasi ketika dipaparkan success story koperasi sebuah pondok pesantren di wilayah Tangerang Selatan.

 

Akselerasi Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Koperasi berbasis Masjid. DMI Tangerang Selatan yang menjadi narasumber langsung oleh Ketua PD DMI Tangsel (Drs. Heli Slamet, M.Si) menyampaikan tentang Tantangan dan Permasalahan Koperasi dan UMKM antara lain kesadaran jamaah berkoperasi dan berwirausaha belum optimal sehingga berpengaruh terhadap komitmen dan konsistensi dalam menumbuhkembangkan koperasi. Selain itu peningkatan pengetahuan manajemen tentang koperasi dan UMKM dirasakan masih belum optimal sehingga hal ini berdampak pada tata kelola koperasi dan UKM kurang tumbuh secara berkelanjutan. Dari sisi permodalan  pemanfaatan akses permodalan juga belum optimal sehingga sering terjadi modal yang dirasa kurang atau sirkulasi modal yang terkendala. Motivasi anggota untuk merasa memiliki koperasipun  belum optimal sehingga lebih percaya kepada pelaku ekonomi dalam bentuk selain koperasi dengan segala alasan pada dirinya. Lain lagi dengan pengurus koperasi dan UMKM saat ini juga banyak yang belum optimal sehingga kapabilitas dan kapasitas pengurus belum dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada menjadi lebih berdaya dan berhasil guna.

 

Peluang akselerasi pemberdayaan ekonomi umat koperasi berbasis masjid. Wilayah Tangerang Selatan yang berpenghuni penduduk muslim 89,29% dari total populasi menjadi potensi dan peluang untuk diberdayakan.  Selain itu Tangerang Selatan juga dari sisi lembaga keagamaan terdapat sekitar 700 masjid, 1.200 musholla, 3,000 majalis taklim dan 93 pondok pesantren. Belum lagi potensi umat yang merupakan jamaah berpendidikan tinggi  menjadi  peluang untuk menjadi pengurus guna mewujudkan koperasi dan UMKM yang berkualitas dan berdaya saing. Di pemerintah kota Tangerang Selatan, dukungan pemerintah semakin dirasakan ketika beberapa program sejalan dan mendukung pemberdayaan ekonomi berbasis masjid dan pondok pesantren ini. Selain itu aspek akses keuangan terutama yang terkait  akses permodalan dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya turut mendukung dan menciptakan iklim yang kondusif dan mutualistik secara berkelanjutan. Ada lagi secara geografis  Tangerang Selatan menjadi wilayah penyangga ibukota yang memiliki  peluang besar menjadi kota perdagangan dan jasa terbesar di provinsi Banten.

 

Saat  ini di era digital dan era informasi menuntut perilaku adaptif sehingga pemanfaatan teknologi informasi  sebagai kebutuhan dan  peluang untuk mempercepat akses pemasaran produk dan atau jasa koperasi berbasis masjid dan pondok pesantren. Keberadaan pendidikan tinggi dan riset di Tangerang Selatan seperti PUSPIPTEK menjadi peluang untuk bermitra dengan pendidikan tinggi dan lembaga riset.

 

Peserta FGD Koperasi
What’s next? Langkah akselerasi pemberdayaan ekonomi koperasi berbasis masjid. Dalam mengisi era yang penuh dengan gejolak perekonomian, ketidakpastian yang tinggi, kompleksitas permasalahan ekonomi yang dinamis dan ketidakjelasan informasi yang beredar dan berkembang maka keberanian untuk melangkah lebih baik dari pada selalu mencerca kegelapan. Langkah-langkah nyata yang diwujudkan dalam kiprah dan karya adalah meluruskan niat untuk memberdayakan ekonomi melalui koperasi berbasis masjid dan pondok pesantren.  

 

Dalam perjalanannya para shareholder koperasi berusaha untuk meningkatkan kompetensi (skil, knowledge dan attitude) baik dari sisi manajerial maupun operasionalnya. Begitu pentingya suatu perencanaan sehingga apabila kita gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan itu sendiri. Oleh karena itu perlu keselarasan program kegiatan inter dan antar koperasi serta ekosistem mutualistik para pihak yang terkait. Setelah mematangkan dan memantapkan perencanaan maka ada believe atau yakin bahwa yang direncanakan dapat dijalankan dengan berdaya dan berhasil guna. Dalam pelaksanaannyapun perlu  kesungguhan dalam bentuk komitmen dan konsistensi untuk melakukan perbaikan.

 

Jejak Bisnis Rasulullah. Menarik untuk bermuhasabah diri ini bahwa selain menyebarkan ajaran agama IslamNabi Muhammad juga dikenal sebagai pebisnis yang memiliki nilai-nilai kejujuran dan dapat dipercaya. Bahkan Nabi Muhammad  sudah mencapai puncak kesuksesan di usia 25 tahun. Rasulullah sekaligus mengajarkan dan membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk bekerja dan bisa menghidupi diri sendiri.

 

Adapun nilai bIsnis Rasulullah adalah Shiddiq : Benar, tak pernah menyembunyikan barang dagangan yang cacat. Amanah : Terpercaya baik dari pemilik barang maupun pelanggan. Fathanah : Cerdas, pandai menghasilkan dan melihat peluang keuntungan tanpa menipu. Tabligh : Menyampaikan, memiliki kemampuan negosiasi.

 

Keberanian untuk memilih pekerjaan sebagai wirausaha/pedagang di usia muda dan pernah mengikuti pamannya berdagang ke Syiria pada usia anak-anak menjadi contoh jiwa bisnis Rasulullah. Pada saat belum memiliki modal, Nabi Muhammad menjadi manajer perdagangan para investor (shahibul maal) dengan sistem bagi hasil. Pada suatu saat  seorang investor besar Makkah, Khadijah, mengangkatnya dan memberikan kepercayaan Nabi Muhammad sebagai manajer dan pemimpin ekspedisi ke pusat perdagangan Habshah di Yaman. Dalam ekspedisi ini, Khadijah mendapat keuntungan besar dari seluruh barang dagangan miliknya.  Lebih dari 20 tahun Nabi Muhammad berkiprah di bidang perdagangan.

.

Akselerasi program BAZNAS dan CMoR. Sebagai ikhtiar membumikan riwayat Rasulullah sebagai pebisnis maka pada acara ini dirangkai dengan paparan BAZNAS Tangerang Selatan langsung oleh ketuanya. BAZNAS merupakan lembaga pemerintah non struktural yang menjalankan tugas menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak/sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) serta mengkoordinasikan pengelolaan ZIS dari seluruh Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat se Indonesia. BAZNAS menjalankan tugas pengelolaan ZIS dan DSKL berdasarkan UU No 23 Tahun 2011 dan PP RI No 14 Tahun 2014. Saat ini BAZNAS memiliki jaringan jdi 34 BAZNAS Provinsi dan 464 BAZNASKota/Kabupaten.

 

Beberapa program yang menarik mendukung program Pemkot Tangerang Selatan yang merefleksikan  Cerdas, Modern dan Religius. Cerdas antara lain Pendidikan berupa beasiswa SMP sederajat, beasiswa SMA sederajat, Beasiswa sarjana, biaya tunggakan sekolah, biaya sarana pendidikan dan pembinaan penerima beasiswa).

 

Modern antara lain program kesehatan meliputi bantuan biaya berobat, bantuan alat kesehatan, bantuan hutang pengobatan dan septitank. Ekonomi mencakup bantuan modal usaha mikro, bantuan alat usaha-gerobak, Z-Mart dan Pendayagunaan Ekonomi Kreatif & Aktif-PEKA. Kemanusiaan meliputi kebencanaan, Gerakan Amal Untuk Lansia-GAUL, Rehat Rumah Tidak Layak Huni-RTLH, bantuan biaya hidup, Jumat berkah, santunan amil jenazah, santunan marbot dan musafir.

 

Religius. Dengan program utamanya  dakwah untuk advokasi keagamaan mencakup mualaf, bantuan imam, bantuan guru ngaji/majlis taklim, bantuan guru TPA/TPQ, bantuan sarana ibadah, PHBI dan kegiatan keagamaan. 

 

Harapan yang berkelanjutan. Secara holistic view kegiatan Focus Group Discussion  (FGD) Pendampingan dan Perlindungan Usaha Koperasi berbasis Masjid dan Pondok Pesantren patut diapresiasi minimal menjadi insight, inspirasi dan motivasi bagi pelaku koperasi berbasis masjid dan pondok pesantren. Setelahnya perlu ada perumusan apa yang menjadi action plan ke depan untuk kepentingan bersama dari Opportunity For Improvement menjadi Action For Improvement. Tepatlah sebuah pernyataan bijak lebih baik menyalakan secercah cahaya dari pada selalu mencerca kegelapan. Bersama kita bisa. Pulih lebih cepat. Bangkit lebih kuat.

 

Sebagai pesan moral di penghujung tulisan ini :

Indah nian bunga melati, warnanya sungguh keren.

Mari kita tumbuhkan koperasi, berbasis masjid dan pondok pesantren.
(Suradi, SE,MM-MBH)